Wednesday, December 12, 2018
PROFIL
BIODATA
Nama Lengkap : Alisa Qotrunnada Amalia Amanto
Nama Panggilan : Icha
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 26 Juli 2000
Alamat : Desa Pajomblangan RT 02 RW 02
Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan (Kode
pos: 51173)
Riwayat Pendidikan :
1. TK Muslimat NU Pajomblangan
2. MI Ws Pajomblangan
3. MTs Negeri Buaran Pekalongan
4. SMA N 1 Kedungwuni
5. IAIN Pekalongan
Tuesday, December 11, 2018
Tuesday, December 4, 2018
PJOK KELAS 3 BAB 3 : SENAM LANTAI
SENAM LANTAI
A. Latihan Keseimbangan
Keseimbangan merupakan suatu bentuk latihan senam lantai yang termasuk dalam senam ketangkasan. Keseimbangan membutuhkan ke stabilan. Latihan keseimbangan dapat dilaku kan dengan berdiri satu kaki atau dengan berporos pada bagian tubuh.
1. Berdiri Satu Kaki Menekuk ke Belakang
Berdirilah tegak, kemudian tekukkan kaki kanan ke belakang. Kaki kiri menjadi tumpuan. Pandangan lurus ke depan. Rentangkan tangan lurus ke samping. Tahan dan seimbangkan badan. Hitung sampai 10 detik. Gerakan di lakukan secara bergantian dengan kaki yang berbeda. Lakukan gerakan secara berulang.
2. Berdiri Satu Kaki Menekuk ke Depan
Berdirilah tegak, kemudian angkat kaki kanan ke atas. Paha kaki kanan lurus sejajar. Kaki kiri menjadi tumpuan. Pandangan lurus ke depan. Rentangkan tangan lurus ke samping. Gerakan ditahan dan diseimbangkan. Hitung sampai 10 detik. Setelah itu, lakukan gerakan secara bergantian antara kaki kiri dan kanan
3. Berjalan di Atas Balok Kayu
Berdirilah di balok kayu. Kemudian, rentangkan tangan lurus ke samping. Berjalanlah lurus ke depan di atas balok kayu. Lakukan secara berulang dan bergantian dengan teman.
Balok titian adalah sebuah alat senam yang kecil selebar 10 cm tempat pesenam melakukan serangkaian loncatan, gerakan-gerakan yang seimbang, dan luwes.
4. Berdiri Satu Kaki Berpasangan
Berdirilah tegak saling berhadapan dengan temanmu. Kedua tangan saling berpegangan dengan pasanganmu. Angkatlah kaki kanan bersamaan lurus ke belakang. Kaki kiri sebagai tumpuan. Bungkukkan badanmu hingga sejajar dengan kaki. Usahakan tangan tetap berpegangan. Posisi tangan, badan, dan kaki sejajar. Pertahankan gerakan hingga beberapa saat dan seimbangkan. Ulangi gerakan tersebut secara benar dengan tumpuan kaki yang berbeda.
5. Sikap Belalai Gajah
Berdirilah tegak dengan santai. Angkatlah lengan memegang kepala menyerupai telinga gajah. Kemudian angkatlah kaki kanan lurus ke depan menyerupai belalai gajah. Seimbangkanlah badanmu jangan sampai jatuh atau bergoyang. Pertahankanlah gerakan tersebut hingga 10 detik. Ulangi gerakan tersebut hingga menggunakan kaki yang berbeda
6. Sikap Pesawat Terbang
Berdirilah di depan tembok. Kemudian, tempel kan tangan kanan ke tembok. Angkat kaki kiri perlahan ke belakang. Bungkukkan badan hingga kaki dan tangan sejajar. Lepaskan tangan dan rentangkan lurus ke samping. Tahan dan seimbangkan badan. Lakukan gerakan secara berulang dengan posisi kaki yang berbeda.
B. Senam Ketangkasan dasar
1. Loncat Tali
Berdirilah berhadapan dengan memegang tali. Putarlah tali dengan lebar. Kemudian, salah seorang masuk ke dalam putaran tali. Putarlah lima kali putaran. Kemudian, loncatlah ke luar bergantian dengan temannya. Lakukan secara berulang dan bergantian.
2. Sikap Lilin
Sikap awal berbaringlah terlentang. Letakkan tanganmu di samping badan. Angkatlah kaki lurus ke atas. Kemudian angkatlah pinggangmu sejajar dengan kaki lurus. Kedua tangan menahan di belakang pinggang. Siku dan lengan atas sebagai tumpuan menopang pinggang. Seimbangkan gerakan tersebut dan usahakan posisi kaki tegak lurus.
3. Berjalan di Bawah Tali
Rentangkan tali. Berbarislah berderet ke belakang. Kemudian, berjalanlah satu per satu melewati bawah tali. Lakukan secara berulang tanpa menyentuh tali.
4. Berguling ke Depan (Forward Roll)
Berdiri di depan matras. Letakkan telapak tangan di atas matras. Tekuklah kepala hingga dagu, kemudian tekuklah tangan sampai bahu menyentuh matras. Lalu, bergulinglah ke depan dengan posisi akhir jongkok sempurna. Lakukan secara berulang.
5. Berguling ke Belakang (Back Roll)
Berdirilah membelakangi matras. Kemudian, jatuhkan badan ke belakang di atas matras. Lecutkanlah kaki ke belakang kepala sehingga badan berguling ke belakang. Posisi terakhir jongkok sempurna.
PJOK KELAS 3 BAB 2 : kebugaran jasmani
KEBUGARAN JASMANI
A. Latihan Kekuatan
Kemampuan setiap orang berbedabeda. Pernahkah kamu melihat seseorang yang mengangkat benda? Ada yang dapat mengangkat benda tersebut dengan mudah. Adapula yang mengangkat benda tersebut dengan susah payah. Itu membuktikan bahwa kekuatan otot setiap orang berbeda. Kekuatan otot dapat dilatih dan dikembangkan. Caranya, dapat dilatih dengan beban tubuh sendiri. Dapat juga dengan Bantuan orang lain dan benda.
1. Latihan Otot
a. Mendorong Bahu Teman
Berdirilah berhadapan.masing-masing merentang kan kedua tangan ke depan. Letakkan tangan pada bahu pasanganmu yang berdiri tegak. Lalu, dorong badan dan tangan secara bersamaan ke arah yang berlawanan.
b. Mendorong Telapak Tangan
Berdirilah berhadapan. Pegang kedua telapak tangan pasangan kamu. Langkahkan satu kaki ke belakang. Lalu, doronglah tangan sekuat-kuatnya ke arah depan.
c. Menarik Tangan
Berdirilah berhadapan. Kemudian, langkah kan salah satu kaki yang berlawanan dengan pasangannya hingga menyentuh kaki pasangan nya. Satukan kedua tangan pasangannya secara berlawanan. Lalu, tarik kedua tangan secara bersamaan.
d. Mendorong dan Menarik Bola
Berbaringlah di lantai sambil merentangkan ke atas. Sebuah bola diletakkan di atas telapak tangan. Jari-jari tangan menyangga bola. Lalu, tarik dan dorong tangan ke atas dan tahan saat turun ke bawah. Lakukanlah secara berulang. Jika benda itu terlalu ringan, dapat kamu ganti dengan benda yang lebih berat sesuai kemampuanmu. Lakukan gerakan tersebut dengan berhati-hati.Gerak mendorong dan menarik bola
e. Push Up
Posisi awal badan telungkup di atas lantai. Letakkan telapak tangan di samping dada. Kemudian, dorong tangan hingga badan naik ke atas. Posisi badan harus lurus. Setelah itu, kembalikan tangan ke bawah pada posisi semula. Lakukan gerakan tersebut secara berulang. Jika kamu tidak kuat, tumpuan kaki bisa dilakukan dengan menggunakan lutut.
B. Latihan Daya Tahan
Kemampuan kerja otot seseorang berbeda dalam mengerahkan daya otot terhadap suatu tahanan atau benda.Kemampuan kerja otot dengan waktu yang cukup lama disebut dengan daya tahan. Apakah kamu pernah melihat orang yang naik sepeda? Ada yang mengayuh sepeda dengan waktu yang cukup lama. Ada pula yang mengayuh sepeda dengan waktu yang singkat. Itu menunjukkan kemampuan daya tahan otot seseorang berbeda. Siapa yang dapat melakukan lebih lama berarti daya tahan otot orang tersebut lebih bagus. Daya tahan dapat dilatih dengan gerakan-gerakan sebagai berikut.
1. Latihan Daya Tahan Tungkai
a. Naik Turun Bangku
Berdirilah berderet pada bangku panjang. Kemudian, langkahkan kaki ke atas bangku disusul kaki berikutnya. Setelah itu, langkahkan kaki kembali ke lantai disusul kaki berikutnya. Lakukan secara berulang dan bergantian
b. Menggendong Teman
Berbarislah berpasangan. Kemudian, salah seorang naik ke punggung. Pada aba-aba mulai, semua berlari pada jarak yang telah ditentukan dan dilakukan secara bergantian.Menggendongteman
c. Lari Memindahkan Benda
Berdirilah berderet di belakang garis start. Pada jarak sekitar 5 meter terdapat benda yang jumlahnya sama. Pada aba-aba dimulai, berlarilah meng ambil benda tersebut. Balik kembali taruh benda tersebut di belakang garis start. Lakukan secara berulang sampai benda yang diambil habis
d. Buka Tutup Kaki Berpasangan
Duduklah dengan kedua kaki terlentang. Luruskan ke depan di antara kedua kaki pasangannya yang berdiri tepat di hadapannya. Kemudian, secara bersamaan lakukan buka tutup kaki dengan gerakan yang berlawanan.
2. Latihan Daya Tahan Lengan
a. Merangkak Mengikuti Lingkaran
Buatlah lingkaran bersama temantemanmu. Setelah membentuk lingkaran semua menghadap ke samping kiri. Berjalanlah memutar searah jarum jam mengikuti lingkaran sambil bernyanyi. Jika mendengar peluit satu kali pendek, semua harus merangkak mengikuti lingkaran ke depan. Bila mendengar suara peluit panjang harus merangkak mundur. erangkaklah terus dan bernyanyi sampai ada aba-aba berhenti. Ikutilah gerakan tersebut dan perhatikan aba-aba yang diberikan. Gerak buka tutup kaki berpasangan
b. Memindahkan Teman Berpasangan
Berdirilah berpasangan saling berhadapan. Kemudian, satukan kedua pasang tangan yang kuat. Lalu, angkat salah seorang teman kamu ke tempat yang telah disediakan oleh guru pada jarak sekitar 5 meter.
c. Menyondongkan Badan ke Depan
Berbaringlah telungkup seperti pada gerakan push up. Dengan tangan terbuka, jari-jari rapat di samping dada kaki diluruskan ke belakang. Jika tidak mampu, kaki bertumpu pada lutut. Doronglah tangan hingga badan terangkat ke atas. Dengan perlahan condongkanlah badanmu ke depan. Tahanlah badan dengan tangan, jangan sampai jatuh. Pertahankan gerakan dan posisi tersebut sampai 10 detik.
PJOK KELAS 3 BAB 1 : AKTIVITAS PERMAINAN
AKTIVITAS PERMAINAN
A. Kombinasi Gerak Jalan,Lari,dan Melompat
Berjalan adalah aktivitas gerak yang paling ringan kita lakukan. Setiap
hari kita melakukan gerakan berjalan. Berlari adalah aktivitas gerakan
yang tidak terlalu sering kita lakukan. Aktivitas berlari digunakan
apabila diperlukan saja. Sedangkan melompat adalah gerakan yang jarang
kita lakukan,kecuali dalam maslah tertentu. Apabila ketiga gerakan ini
disatukan akan menghasilkan sebuah gerakan permainan yang menyenangkan
karena kombinasi gerakan ini merupkan perpindahan gerakan tubuh dari
jalan kemuduan lari dan terakhir loncat,
1. Gerak Berjalan
Gerak berjalan merupakan salah satu gerakan yang baik untuk melakukan
pemanasan,khususnya otot-otot kaki sebagai tumpuan badan. Langkah kaki
di ayun dengan teratur dapat mempermudah pada gerak berikutnya,yaitu
berlari. Dalam kombinasi gerak ini sebaiknya ada jarak antara gerak
berjalan. Dalam kondisi gerak ini sebaiknya ada jarak antara
berjalan,berlari, dan meloncat. Misalnya berjalan sepanjang 6m,kemudian 6
m berikutnya berlari dan akhirnya melakukan loncatan.
Gerak berjalan sebagai persiapan dapat dilakukan dengan cara:
Sikap awal dasar berdiri tegak dan pandangan ke depan
Kedua tangan dikepalkan disamping badan
Berjalanlah seperti biasa dengan lengan di ayun di samping
Setelah mendekati batas untuk berlari maka gerakan langkah dipercepat.
2. Gerak Berlari
Setelah gerak berjalan terlewat atau telah memasuki jarak berlari maka
gerakan langkah dipercepat kemudian diubah menjadi gerakan berlari.
Gerakan berlari dapat kamu lakukan sebagai berikut:
Perpindahan dari gerak jalan ke gerak berlari haris secara perlahan;
Badan sedikit dicondongkan;
Ayunan kaki lebih tinggi dan gerak kaki dipercepat;
Siapkan kaki terkuat sebelum melewati jarak berlari.
3. Gerak Meloncat
Loncat adalah gerakan berpindahnya badan dari tempat yang satu ke tempat
yang lain. Gerakan ini diawali dengan tolakan kaki ke lantai sehingga
mendorong tubuh terangkat ke atas di akhiri dengan mendarat dengan kedua
kaki.
Dalam gerakan kombinasi gerak jalan, lari, dan lompat ini gerakan meloncat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Ketika habis batas lari, kemudian kedua kaki ditolakkan ke lantai;
Ketika badan terdorong di udara atau sedang melayang posisi kaki sedikit ditarik dengan menekuk lutut; Sebelum mendarat kembalikan posisi kaki, mendarat dengan kedua kaki.
B. Kombinasi Gerak Memutar, Menekuk Lutut, Mengayun, dan Meliukkan Badan
1. Lompat Memutar Badan
Gerakan melompat berputar gerak dasarnya sama dengan melompat biasa.
Tetapi bedanya posisi tubuh saja yang berbalik pada waktu jatuh kembali
ke tanah. Hal itu disebabkan karena ketika berada di udara terdapat
gerakan memutar badan. Supaya kamu dapat memahami gerakan tersebut,
pelajarilah gerakan sebagai berikut:
a. Badan berdiri tegak,
b. Kepalkan kedua tangan dan simpan di pinggang
c. Setelah terdengar aba-aba tolakkan kaki hingga badan terangkat ke atas
d. Ketika badan mulai terangkat , putarlah badan ke kiri atau ke kanan
e. Pendaratan bertumpu pada kek dua kaki
f. Lakukan dengan hati-hati
Melompat dengan satu kaki hampir sama dengan melompat biasa. Bedanya
kita hanya menggunakan satu kaki sebagai tumpuan. Cara melakukan gerakan
ini adalah sebagai berikut:
a. Badan berdiri tegak,pandangan ke depan;
b. Rentangkan kedua tangan ke samping;
c. Tekuklah lutut kananmu;
d. Tolakkan kaki kiri hingga badan terangkat;
e. Ketika badan sudah mulai terangkat mulai putarkan ke kiri atau ke kanan badan;
f. Kembali ke sikap awal;
g. Ganti dengan menekuk kaki lainnya
Selain berlari gerakan yang paling sering dilakukan dalam berolahraga
yaitu menekuk lutut.Cara dasar menekuk lutut dapat di awali dengan
posisi:
a. Badan berdiri tegak,
b. Pandangan kurus ke depan,
c. Salah satu kaki di tekuk. Arah menekuk bisa disesuaikan dengan kebutuhan gerakan seperti:
- Menekuk lutut ke belakang,
- Menekuk lutut ke depan,
- Menekuk lutut ke samping
d. Ganti dengan kaki yang lain.
Selain dalam posisi berdiri,menekuk juga bisa dilakukan ketika sikap duduk dan tidur terlentang, tetapi arahnya terbatas.
Gerakan meliukkan badan perlu dilakukan setelah kita tidak bergerak
dalam waktu yang lama, misalnya setelah tidur. Tujuan gerakkan ini yaitu
untuk melenturkan tubuh supaya otot tidak kaku. Oleh karena itu,
disarankan setelah bangun tidur melakukan gerakan ini. Caranya adalah
sebagai berikut:
a. Sikap awal badan berdiri tegak,
b. Rentangkan kedua tangan ke depan
c. Mulailah memutar badan ke arah:
- Ke arah bawah (membungkukkan badan)
- Kiri bawah
- Kanan bawah
- Ke samping kiri dan kanan
- Ke atas (melentingkan badan)
- Kanan atas
- Kiri atas
d. Lakukan secara berulang
C. Bermain Bola
Banyak jenis permainan dan cabang olahraga yang menggunakan bola. Pada
bab terdahulu kamu telah mempelajari permainan lempar tangkap bola,
menendang, dan menahan bola dengan berbagai teknik. Pelajaran kali ini
kita akan belajar permainan lainnya yaitu memvoli bola, memantulkan
bola, dan menendang bola.
1. Memvoli bola
Pernahkah kamu melihat olahraga bola voli? Dalam olahraga bola voli ada
gerakkan memvoli bola. Teknik memvoli bola sangat penting karena
merupakan dasar dari olahraga voli. Latihan memvoli bola seharusnya
dilakukan berpasangan denagn jarak yang tidak terlalu jauh. Latihan yang
dapat kamu lakukan sebagai berikut:
a. Buatlah kelompok yyang terdiri atas lima anak,
b. Kemudian membentuk lingkaran dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
c. Seoarang anak berdiri di tengah lingkaran
d. Tugasnya melambungkan bola ke arah temanmu
e. Kepalkan tanganmu ke depan dan pukullah bola tersebut kea rah temanmu
f. Tugasnya melambungkan bola kea rah temanmu
g. Lakukan dengan berbagai arah bola jangan sampai bola terjatuh!
2. Memantulkan Bola
Gerakkan dasar memantulkan bola merupakan gerak dasar bola basket.
Gerakkan memantul-mantulkan bola sambil bergerak disebut dibbling.
Pada pelajaran ini kita akan belajar memantulkan bola sambil berjalan. Langkah-langkahnya adalah:
a. Anak-anak membentuk 2 barisan dengan jarak yang tidak terlalu jauh dan berhadapan
b. Barisan pertama setiap anak memegang bola
c. Anak-anak memantulkan bola kea rah temannya
d. Jika sudah lancar dapat dilakukan sambil bergerak
Sunday, December 2, 2018
Saturday, December 1, 2018
Tuesday, November 27, 2018
MATERI AKIDAH AKHLAK KELAS 3 BAB 10 : AKHLAK TERCELA 2
Akhlak Tercela 2
Menurut bahasa Khianat artinya perbuatan tidak setia.
menurut istilah suatu sikap atau tindakan yang menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Kerugian dari sikap khianat antara lain:
a. menimbulkan kemudharatan kepada pihak yang berkepentingan
b. menimbulkan permusuhan
c. memutuskan tali persaudaraan
d. dibenci orang
2. DENGKI
Dengki adalah perasaan mengharap hilangnya nikmat dari seseorang.
Ciri-ciri orang yang dengki:
- Pemarah
- senang melihat orang lain menderita
- suka berpura-pura dihadapan orang lain.
Bahaya dengki antara lain:
- merusak iman
- menghanguskan kebaikan
- mengarah pada berpuatan maksiat
3. IRI HATI
Iri hati adalah sikap tidak senang melihat orang lain mendapat kenikmatan dan karunia dari Allah.
Ciri-ciri orang yang bersifat iri hati
- tidak bersyukur
- selalu salah menilai orang lain
- selalu menyebar fitnah
- suka menggunjing orang
Akibat iri hati
- tidak disukai masyarakat
- hidupnya tidak berkah
- memutuskan tali persaudaraan
MATERI AKIDAH AKHLAK KELAS 3 BAB 9 : AKHLAK TERPUJI 2
Akhlak Terpuji 2
A. RUKUN
1. Pengertian Rukun
Rukun berarti saling menghormati dan menyayangi
Hidup rukun harus kita praktekkan di rumah, sekolah, dan masyarakat
Contoh Hidup Rukun
a. Rumah
Ayah dan ibu hidup rukun dengan anak-anak dan menyayanginya
kakak dan adik saling membantu
b. Sekolah
Sesama guru saling menghormati dan menghargai
Antara siswa hidup rukun dan tidak ada siswa yang bertengkar
c. Masyarakat
Saling bekerjasama untuk menjaga kadamaian dan keamanan
Bekerjasama dalam menjaga kebersihan
B. TOLONG MENOLONG
Tolong menolong adalah saling menolong atau saling membantu
Dalam bahasa Arab Tolong Menolong disebut Ta'awun
Tolong menolong harus dilakukan secara ikhlash
Tidak boleh dilakukan karena ingin mengharapkan imbalan
Tolong-menolong kita lakukan didalam kebaikan dan tidak boleh kita tolong-menolong dalam keburukan.
Macam-Macam Tolong Menolong
1. Tolong-Menolong dalam Bentuk Keagamaan
Tolong menolong dalam kebaikan, Allah melarang kita tolong-menolong dalam keburukan. Allah berfirman Dalam Qs. Al-Maidah : 2
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran."
2. Tolong-Menolong dalam bentuk harta
artinya membantu orang lain dalam bentuk benda. misal memberi sembako, memberi bantuan kepada anak yatim
C. ADAB TERHADAP SAUDARA
Saudara adalah orang yang memiliki hubungan paling dekat dengan kita.
Kakak atau Adik merupakan saudara kandung kita.
Kita harus menghormati dan menyayanginya.
Kita harus beradab secara islami dengan saudara kita antara lain hidup dengan rukun, segera memberi maaf dan meminta maaf jika bersalah
MATERI AKIDAH AKHLAK KELAS 3 BAB 8 : MAKHLUK GAIB SELAIN MALAIKAT
Makhluk Gaib Selain Malaikat
1. Jin
Jin termasuk makhluk halus yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia.Diciptakan dari api yang panas.Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Ar-Rahman : 15.
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ
2. Iblis dan syetan
Iblis adalah makhuk gaib yang diciptakan dengan sifat sombong.Secara harfiah,iblis berarti yang habis harapan untuk memperoleh rahmat.Menganggap keadaannya lebih baik dari bahan ciptaan manusia yaitu dari tanah.
Hal ini tercantum dalam Q.S. Al-A’raf: 12.
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Sesuai dengan Q.S. AL-A’raf: 16-17
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ( ) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
1. Jin diciptakan dari api,dan ada jin yang Islam dan ada yang kafir.
2. Iblis dan syetan diciptakan dari api,memiliki sifat mendurhakai Allah SWT.
B. SIKAP YANG MENCERMINKAN IMAN KEPADA MALAIKAT & MAKHLUK GAIB LAINNYA
1. Bertambahnya Iman kepada Allah SWT.
2. Disiplin/patuh menjalankan perintah Allah SWT.
3. Selalu berhati-hati dalam berbuat.
4. Selalu waspada.
5. Senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT
MATERI AKIDAH AKHLAK KELAS 3 BAB 7 : ASMAUL KHUSNA 2
Asmau'ul Husna 2
A. AL-GHAFFAR (الغفار)
1. Pengertian al- Gaffār
Al-Gaffar berasal dari kata gafara yang berarti menutup. Ada juga yang berpendapat bahwa ia diambil dari kata al-Gafaru yang artinya tumbuhan yang digunakan untuk mengobati luka. Jika diambil pendapat yang pertama Allah Swt melalui asmaNya al-Gaffar menampakkan kebaikanNya dengan menutupi keburukan manusia di dunia dengan anugerahNya. Sementara pendapat yang kedua berarti Allah Swt memberikan anugerah penyesalan atas dosa bagi hambaNya yang akhirnya penyesalan ini sebagai obat yang menyembuhkan dan terhapusnya dosa.
Di dalam al Qur’an kata al-Gaffar disebutkan sebanyak lima kali dua ayat disebutkan dengan terpisah yang identik dengan pengampunan dosa seperti di dalam firman Allah Swt:
Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun (QS. Al- Nuh (71)-10)
Sementara tiga ayat lainnya disandingkan dengan sifat ‘Aziz. Hal yang terakhir ini tidak menunjukkan pengampunan dosa melainkan Allah Swt dengan al-Gaffarnya menutupi dosa serta kesalahan dan banyak hal lainnya dari diri manusia. Hal ini diantaranya terdapat dalam al Quran :
Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(QS. Shad(38):66)
2. Meneladani Allah dengan sifat al-Gaffār
Imam al-Ghazali mengartikan al-Gaffar Allah sebagai Dzat Yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan. Dosa yang dilakukan oleh seseorang adalah bagian keburukan yang ditutupi oleh Allah sehingga tidak terlihat oleh orang lain di dunia dan dikesampingkan kelak di akhirat. Di antara hal yang ditutupi oleh Allah Swt pada manusia:
Pertama, tubuh bagian dalam manusia dengan dengan bentuk lahiriah yang indah.
Kedua, bisikan dan kehendak hati manusia yang buruk.
Ketiga, dosa dan kesalahan manusia yang semestinya diketahui oleh khalayak umum.
Dengan demikian makna al-Gaffar demikian luas karena mencakup berbagai hal dan bukan hanya semata-mata tertuju kepada seluruh manusia di muka bumi ini.
Kita dapat meneladani Allah melalui sifat al-Gaffar ini dengan cara memilki sifat-sifat berikut :
a. Senantiasa memaafkan kesalahan orang lain
Memaafkan atau al ‘afwu dalam bahasa Arab berarti pembebasan dari tuntutan, kesalahan atau kekeliruan pada seseorang. Di dalam al Qur’an terdapat tiga puluh tujuh kata al ‘afwu dengan berbagai kata perubahannya. Di dalam al Quran misalnya dinyatakan:
“Dan pema’afan kamu itu lebih dekat kepada takwa”(QS. Al Baqarah(2):237)
Di dalam hadits dari Abu Hurairah Rasulullah Saw bersabda:
“Berilah kasih sayang dan berikan maaf, niscaya Allah Swt mengampuni kalian (HR. Ibnu Majah)
b. Menutupi kesalahan orang lain dengan tidak membeberkannya
Menutupi kesalahan orang lain dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Rasulullah Saw menjanjikan bagi orang yang menutupi aib atau kesalahan orang lain, maka kelak Allah Swt akan menutupi aibnya juga di akhirat. Rasulullah Saw bersabda:
“Siapa saja yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat”(HR. Ibnu Majah)
c. Menampakkan kelebihan orang lain dengan tidak menampilkan kekurangannya
Menampakkan kebaikan atau kelebihan orang lain juga merupakan pengamalan dari al-Gaffar. Dengan melakukan hal ini berarti seseorang benar – benar mencintai saudaranya dengan sebenar-benarnya.
B. AL-RAZZAQ ( الرزاق)
1. Pengertian al-Razzaq
Al-Razzaq diambil dari kata razaqa atau rizq, yakni rezeki. Hanya saja makna Rezeki mengalami pengembangan makna sehingga ia juga dapat berarti adanya pangan, terpenuhinya kebutuhan, honor seseorang, ketenangan ataupun hujan serta makna – makna lainnya. Dengan demikian rezeki berarti segala pemberian dari Allah Swt yang dapat dimanfaatkan baik berupa fisik, maupun non fisik.
Dalam al Quran kata al-Razzaq hanya disebutkan satu kali di dalam firman Allah Swt:
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”(QS. Al-Dzariyat(51):58)
Hanya saja banyak ayat yang lain yang menggunakan akar kata al- Razzaq ini yang tersebar di dalam al Quran.
Al-Razzaq berarti Allah Swt secara berulang-ulang dan terus-menerus memberikan banyak rezeki kepada makhlukNya. Dalam hal ini Imam Ghazali berkata:”Allah Swt yang menciptakan rezeki dan Ia pula yang menciptakan pencari rezeki sekaligus Yang mengantarkannya serta menciptakan hukum kausalitas sehingga manusia dapat menikmatinya”
2. Meneladani Allah dengan sifat al-Razzāq
a. Setiap orang sudah dijamin rezekinya.
Sesungguhnya seluruh makhluk Allah sudah dijamin rezekinya. Manusia yang mendapatkan rezeki dengan cara-cara yang haram sekalipun sesungguhnya oleh Allah Swt sudah disediakan rezeki yang halal, tetapi sosok yang bersangkutan enggan mengambilnya atau kurang puas dengan perolehannya sehingga ia memilih rezeki yang haram. Allah Swt berfirman:
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya (QS. Hud(11):6)
Agama menganjurkan manusia dalam rangka memperoleh rezeki untuk berusaha semaksimal mungkin dan apabila terhalangi, maka ia dianjurkan untuk berhijrah.
b. Berusaha secara maksimal dan qona’ah
Harus dipahami bahwa jaminan rezeki yang diberikan oleh Allah Swt disertai dengan usaha. Selain itu kita juga harus menyadari bahwa yang memberikan jaminan rezeki tersebut adalah Allah Swt Dzat yang menciptakan makhluk dan hukum alam yang mengatur kehidupannya. Dengan demikian kehendak, perasaan selera dan instink manusia merupakan rezeki dan dengan hal-hal tersebut tercipta dorongan manusia untuk berusaha. Setelah manusia berusaha dan mendapatkan hasil, maka harus diiringi dengan sifat qana’ah atau merasa puas dengan apa yang diperoleh. Hanya saja jangan salah dalam memahami qana’ah sebab kepuasaan tersebut harus melalui tiga hal:
Pertama, Usaha maksimal yang halal.
Kedua, keberhasilan memiliki hasil atau rezeki dari usaha yang maksimal itu sendiri.
Ketiga, Dengan hati yang lapang mnyerahkan apa yang telah dihasilkan karena sudah merasa puas dengan penghasilan sebelumnya. Oleh karena itu usaha yang maksimal yang tidak disertai dengan keberhasilan atau kepemilikan hasil usaha, maka ia belum dikatakan qana’ah apalagi jika seseorang menyerahkan apa yang ia peroleh tidak dengan hati yang lapang.
c. Mengantarkan rezeki kepada orang lain
Dalam rangka meneladani asma Allah al- Razzaq sudah sepatutnya manusia menjadi penyebab sampainya rezeki yang ia terima kepada orang lain. Semakin banyak orang memberikan rezeki yang ia peroleh kepada orang lain, maka ia semakin meledani sifat al- Razzaq Allah Swt. Meskipun demikian al-Quran tidak menganjurkan seseorang untuk memberikan seluruh rezeki yang diperolehnya yang bersifat materi kepada orang lain. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu (QS. Al- Baqarah(2):254)
Ayat di atas juga mengisyaratkan bahwa hendaklah sebagian rezeki yang kita peroleh untuk ditabung untuk biaya-biaya yang tidak terduga. Adapun untuk rezeki yang bersifat non fisik seperti ilmu pengetahuan, maka tidak ada kewajiban menyimpannya. Karena ilmu pengetahuan semakin diberikan, maka semakin bettambah bukan berkurang.
C. AL-MALIK ( الماك)
1. Pengertian al-Malik
Al-Malik secara umum diartikan dengan kata raja atau penguasa. Kata al-Malik terdiri dari huruf Mim Lam Kaf yang rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan Keshahihan. Kata al-Malik di dalam al-Qur’an terulang sebanyak lima kali dan biasanya diartikan dengan arti raja. Dua dari ayat tersebut disandingkan kepada kata al- Haq yang berarti pasti dan sempurna. Hal ini karena kerajaan Allah Swt abadi dan sempurna tidak seperti kerajaan manusia. Hal ini terlihat dalam firman Alllah Swt :
“Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya” (QS. Al- Mu’minun(23):116)
Imam al-Ghazali menyatakan kata al-Malik menunjukkan bahwa Allah Swt tidak membutuhkan kepada segala sesuatu melainkan segala sesuatu membutuhkan diriNya. Tidak hanya itu bahkan segala wujud yang ada di muka bumi ini bersumber darinya dan ia menjadi pemilik bagi seluruh wujud tersebut. Dengan demikian Allah Swt adalah raja sekaligus pemilik. Kepemilikan Allah Swt sangat berbeda dengan kepemilikan manusia. Kepemilikan manusia terbatas sementara kepemilikan Allah Swt tidak terbatas. Sebagai misal bisa saja manusia memiliki mobil hanya saja dengan kepemilikannya tersebut ia memiliki keterbatasan. Tidak mungkin seseorang dengan senagaja menabrakan mobilnya. Sebab apabila ia melakukan hal ini, minimal kecaman akan ia peroleh karena manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sementara ini tidak berlaku bagi Allah Swt karena Allah Swt tidak dimintakan pertanggungjawaban atas perbuatanNya. Allah Swt juga sebagai raja. Raja berarti Dzat yang memiliki hak mengatur terhadap diriNya maupun sosok lain dengan kekuatan dan kekuasaannya. Manusia bisa saja menjadi raja tetapi tidak dapat menjadi raja yang mutlak karena hal tersebut hanya milik Allah Swt.
2. Meneladani Allah dengan sifat al-Malik
a. Manusia memiliki keterbatasan kepemilikan terhadap sesuatu.
Dengan asma Allah Swt al-Malik ini seharusnya manusia sadar bahwa dirinya terbatas. Bukan hanya itu harta benda yang mereka miliki juga terbatas, baik terbatas jumlahnya atau terbatas pemakaiannya. Manusia hanya bisa memakai harta yang ia milikidi dunia saja. Demikian pula kepemilikan yang ia miliki juga terbatas. Seseorang bisa saja memiliki karyawan tetapi ia hanya dapat menguasai sisi lahiriah dari karyawannya tersebut. Ia tidak dapat menguasai sisi bathinnya.
b. Pengendalian nafsu
Dengan mengerti dan memahami sifat al-Malik dengan baik, seseorang dapat menguasai hawa nafsunya. Godaan yang paling besar bagi manusia adalah godaan hawa nafsu. Dalam sejarah, umat Islam pernah mengalami kekalahan perang, yaitu dalam perang Uhud. Kekalahan tersebut terjadi karena sebagian dari pasukan umat Islam tergoda dengan harta ghanimah atau harta rampasan perang sehingga Allah Swt mengurangi kekuatan mereka dan akhirnya mereka kalah di dalam perang. Saat itu seandainya umat Islam tidak tergoda dengan harta rampasan perang yang ada dan menyakini bahwa Allah Swt adalah Pemilik semuanya, niscaya pasukan umat Islam akan menang.
c. Bersyukur terhadap nikmat Allah.
Mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kapada manusia merupakan bentuk pengamalan dari penghayatan seseorang terhadap asama Allah Swt al-Malik. Seseorang akan sadar bahwa pemilik sebenarnya bagi segala sesuatu adalah Allah Swt. Oleh karena itu ketika seseorang sudah berusaha dengan maksimal lalu ia memperoleh rezeki, maka ia akan mensyukuri rezeki itu. Ia tidak akan mengumpat atau mencaci orang lain karena ia sadar bahwa Allah Swt adalah pemilik sejatinya.
D. AL-HASIB ( الحاسب)
1. Pengertian al-Hasib
Al-Hasib secara etimologi berasal dari kata hasiba dengan tiga huruf Arab ha, sin dan ba. Setidaknya terdapat empat kata dalam bahasa Arab, yaitu menghitung, mencukupkan, bantal kecil dan penyakit yang menimpa kulit sehingga kulit menjadi putih. Hanya saja makna ketiga dan keempat dari kata al-Hasib tidak mungkin dilekatkan kepada Allah Swt. Dalam al Quran kata al-Hasib disebutkan empat kali. Tiga terkait dengan Allah Swt dan satu terkait dengan manusia. Dua ayat yang terkait dengan Allah Swt dapat diartikan dengan Dzat yang memberi kecukupan. Di antaranya terdapat dalam firman Allah Swt:
“Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan”(QS. Al- Ahzab(33):39)
Imam al-Ghazali mengartikan al-Hasib dengan Dia yang mencukupi siapa saja yang mengandalkan diriNya. Sifat ini hanya milik Allah karena tidak ada satu makhlukpun di dunia ini yang dapat mencukupi kebutuhan orang lain. Menurut al-Ghazali rezeki yang diberikan oleh Allah Swt kepada bayi sesungguhnya karena Al- Hasibnya Allah Swt. Allahlah yang mencukupi kebutuhan bayi dengan menciptakan ibu yang menyusui, air susunya dan instink serta keinginan untuk menyusui.
Al-Hasib dapat diartikan juga dengan menghitung. Jika kata Al-Hasib dikaitkan dengan makna menghitung, maka Allah adalah Dzat yang melakukan perhitungan, baik menghitung amal baik dan buruk seorang manusia dengan cermat dan teliti sehingga tidak ada yang terlepas sedikitpun. Terkadang kata al-Hasib juga dapat diartikan sebagai pemberi perhitungan
2. Meneladani Allah dengan sifat al-Hasib
a. Tenang dan tentram bersama dengan Allah Swt.
Seseorang yang memaknai al-Hasib sebagai Dzat yang memberi kecukupan, maka ia akan nyaman dan tentram. Ia tidak akan terganggu oleh bujuk rayu setan lalu menjadi sekutunya dan ia tidak akan sedih saat harus kehilangan sesuatu, baik berupa materi atau kesmpatan karena ia yakin dirinya sudah merasa cukup dengan adanya Allah Swt. Allah Swt berfirman:
“Dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”.(QS. Ali Imran(3):173)
b. Melakukan amal shalih semata-mata karena Allah.
Seseorang yang memaknai al-Hasib dengan makna perhitungan, maka ia akan meyakini sesungguhnya Allah Swt akan menghitung amal shalih setiap manusia. Bagi yang meneladaninya, maka terlebih dahulu ia akan sepenuhnya menyadari bahwa hanya Allah Swt yang memberinya kecukupan. Dengan demikian segala yang ia lakukan ditujukan semata-mata karena Allah Swt. Selain itu segala kehendak yang ia lakukan pasti harus sesuai dengan kehendakNya. Hal ini dilakukan karena ia yakin Allah Swt telah mencukupkan kebutuhannya.
c. Melakukan introspeksi diri secara terus-menerus
Seandainya makna al-Hasib diartikan sebagai Dzat yang memberi perhitungan, maka yang meneladaninya sudah pasti akan senantiasa melakukan introspeksi diri. Hal tersebut dilakukan karena ia menyadari sepenuhnya kelak Allah Swt akan melakukan perhitungan terhadap dirinya dengan amat cermat dan teliti. Selain itu, dalam hal apapun yang diminta atas dasar kewajiban agama seperti menunaikan zakat mal misalnya, maka ia akan segera menghitung hartanya dengan cermat dan penuh ketelitian sehingga tidak ada yang keliru.
E. AL-HADI ( الهادى)
1. Pengertian al-Hadi
Secara etimologi kata al-Hadi diambil dari akar kata hadaya, yaitu huruf ha, dal dan ya. Ia dapat diartikan dengan penunjuk jalan karena ia selalu berada di depan memberi petunjuk. Tongkat bagi orang-orang tertentu misalnya orang buta dapat dikatakan sebagai al-Hadi karena ia digunakan mendahului kakinya sebagai petunjuk ke mana kaki harus melangkah. Selain itu al-Hadi juga dapat berarti menyampaikan dengan lemah lembut. Dari makna ini terlahir istilah hadiah karena hadiah biasanya disampaikan dengan kelembutan sebagai bentuk simpatik seseorang pada orang lain. Dari kata tersebut juga terlahir kata al-hadyu yang berarti binatang yang disembelih di baitullah sebagai persembahan. Dalam al-Qur’an kata al-Hadi yang diserta dengan alif dan lam tidak ada. Kata yang ada Hadi tanpa alif dan lam sebanyak tiga kali seperti firman Allah Swt:
“Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus”(QS. Al- Haj(22):54)
Allah Swt sebagai Al Hadi berarti Allah Swt yang menganugerahkan petunjuk. Petunjuk Allah Swt kepada manusia bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri.
2. Meneladani Allah dengan sifat al-Hadi
a. Meyakini bahwa petunjuk Allah Swt banyak sekali
Di dalam kehidupan di dunia, manusia sangat membutuhkan petunjuk. Petunjuk yang dibutuhkan sangat banyak dan ia harus yakin bahwa Allah Swt memiliki petunjuk-petunjuk itu. Agama mensyariatkan shalat hajat dan istikharah karena semata-mata manusia memerlukan eksistensi petunjukNya. Dengan demikian ketika seseorang melaksanakan shalat hajat atau istikharah, maka secara tidak langsung ia meminta petunjuk kepada Allah Swt Dzat yang memiliki petunjukpetunjuk tersebut.
b. Meyakini bahwa agama merupakan petunjuk atau hidayah tertinggi.
Allah Swt memberikan banyak hidayah atau petunjuk kepada hambanya. Setidaknya ada empat petunjuk yang diberikan oleh Allah swt kepada manusia.
Pertama, Naluri. Hal pertama yang diberikan oleh Allah Swt adalah naluri. Naluri merupakan dorongan yang diciptkan oleh Allah Swt kepada manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Seorang bayi yang terlahir ke dunia misalnya, dengan nalurinya langsung mencari air susu ibunya.
Kedua, panca indera. Allah Swt memberikan panca indera kepada manusia agar dengan panca indera mereka dapat eksis di muka bumi ini. Hanya saja banyak orang tertipu dengan panca inderanya, misalnya ketika seseorang di malam hari melihat bintang-bintang yang kecil sekali padahal dalam realitasnya ia besar.
Ketiga, Akal. Akal diberikan oleh Allah Swt untuk meluruskan petunjuk panca indera. Dengan akal manusia mampu menyaring dan menyimpulkan seluruh informasi yang diberikan oleh panca indera.
Keempat, Agama. Meskipun akal berfungsi menyaring informasi tetapi kemampuan akal terbatas karena akal hanya bisa menelaah alam fisik saja. Dengan demikian diperlukan agama untuk menelaah bidang yang tidak adapat dijangkau oleh akal.
c. Memberikan petunjuk kepada orang lain dengan sungguh-sungguh dan tanpa pamrih.
Bagi yang meneladani asma Allah al-Hadi, maka ia akan memberikan petunjuk kepada orang lain dengan sungguh-sungguh dan tanpa pamrih. Hal ini harus dilakukan karena Allah Swt dalam memberikan petunjuknya kepada manusia tanpa didasari pamrih. Dengan demikian orang yang memiliki ilmu berkewajiban menyampaikan ilmunya sebagai petunjuk untuk membawa orang dari kegelapan menuju cahaya Allah Swt.
F. AL-KHALIQ ( الخالق)
1. Pengertian al-Khaliq
Al-Khaliq secara etimologi berasal dari kata khalq atau khalaqa yang berarti mengukur atau menghapus. Kemudian makna ini berkembang dengan arti menciptakan dari tiada, menciptakan tanpa suatu contoh terlebih dahulu, mengatur dan membuat. Kata Al Khaliq ditemukan delapan kali di dalam al Qur’an dan merujuk kepada Allah Swt. Semenatra kata khalq dengan berbagai bentuknya terulang 150 kali dan secara umum mempertegas kehebatan dan kebesaran Allah Swt dalam ciptaanNya. Menurut al-Ghazali meskipun kata Al-Khaliq sama dengan Al-Bari’ yang berarti pencipta, tetapi keduanya memiliki makna masing-masing. Al-Khaliq berarti Allah Swt mewujudkan sesuatu dengan ukuran yang ditetapkan. Sementara Al-Bari’ mewujudkan dari tidak ada menjadi ada saja. Sedangkan Al- Mushawwir Dzat yang memberi rupa.
2. Meneladani Allah dengan sifat Al-Khaliq
a. Menciptakan hal-hal baru yang lebih inovatif.
Orang yang meneladani asma Allah Swt al-Khaliq dituntut untuk menciptakan hal-hal baru yang inovatif. Hal ini diperlukan karena proses terciptanya sesuatu memerlukan pengetahuan dan kemampuan. Pengetahuan dan kemampuan inilah yang harus diberdayakan dalam rangka menghasilkan produk-produk yang baru yang inovatif. Dengan demikian umat Islam yang dijuluki oleh al-Quran sebagai sebaik-baiknya umat akan senantiasa dinamis mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sepanjang masa.
b. Menyakini bahwa Allah Swt pencipta hakiki
Di dalam al-Qur’an terkadang ditemukan kata khalaqna(Kami menciptakan) yang berarti kami menciptakan. Di sini tentu saja dapat dimaknai ada keterlibatan pihak lain dalam penciptaan. Sementara ayat al-Qur’an yang menggunakan redaksi khalaqtu(Aku menciptakan) berarti mutlak kuasa dan wewenang Allah Swt. Meskipun manusia memiliki peran dalam penciptaan tetapi peran hakiki tetap milik Allah Swt. Dalam dunia industri misalnya Allah Swt yang menciptakan bahan mentah dan Allah Swt juga yang memberikan ilham sehinggga manusia dengan keinginan kerasnya dapat menciptakan sesuatu
G. AL-HAKIM ( الحكم)
1. Pengertian al-Hakim
Al-Hakim berasal dari akar kata hakama yang terdiri dari huruf ha, kaf dan mim yang maknanya secara umum berarti menghalangi. Seperti kata hukum yang biasanya digunakan untuk menghalangi penganiayaan seseorang pada orang lain. Selain itu tali kendali yang digunakan untuk mengendalikan hewan. Di dalam bahasa Arab disebut dengan hakamah karena seseorang yang mengendalikan hewan dapat menghalangi hewan yang bersangkutan untuk menuju arah yang diinginkan. Demikian pula kata istilah hikmah yang digunakan untuk sesuatu yang bijaksana yang apabila diperhatikan insya Allah seseorang akan selamat. Di dalam al Qur’an kata Al-Hakim terulang 97 kali dan semuanya mengacu kepada sifat Allah. Al-Hakim dipahami oleh mayoritas ulama Allah Swt sebagai Dzat yang memiliki hikmah. Sementara hikmah berarti mengetahui hal yang paling asasi, baik dari sisi pengetahuan atau perbuatan. Selain itu hikmah juga bisa diartikan sesuatu yang apabila digunakan pelakunya tidak akan tertimpa malapetaka, melainkan ia akan mendapatkan kebajikan yang besar. Oleh karena itu beruntunglah orang-orang yang mendapatkan hikmah. Allah Swt berfirman:
“Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah itu, maka benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak”. (QS. Al-Baqarah(2): 269)
Imam al-Ghazali memahami kata hakim sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang paling utama dan Allah adalah hakim yang hakiki.
2. Meneladani Allah dengan sifat al-Hakim
a. Memperdalam ilmu pengetahuan
Salah satu dari pengertian al-Hakim adalah orang yang memiliki hikmah. Salah satu makna hikmah adalah ketika ia digunakan, maka seseorang akan selamat. Untuk selamat pasti orang akan memilih jalan yang terbaik dan jalan yang terbaik hanya dapat ditempuh oleh orang-orang yang berilmu. Di sini terlihat keutmaan orang yang berilmu dan hal tersebut juga diapresiasi oleh al-Qur’an. Allah Swt berfirman:
Niscaya Allâh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS. Al-Mujadilah(58): 11),
b. Bertindak profesional dalam hal apapun
Seorang muslim yang meneladani Allah Swt sebagai al-Hakim bukan hanya sekedar memiliki ilmu sekedarnya saja, melainkan ia harus memiliki keahlian dan profesionalaitas khususnya pada bidang-bidang tertentu sehingga ketika ia mengukuhkan sesuatu tidak dilakukan dengan coba-coba. Selain itu langkahlangkah yang akan dilakukan sudah tergambar dan menimbulkan kemaslahatan umum. Ketika ia memberikan ceramah akan terlihat ceramah yang bermutu, efektif dan efisien.
c. Bersikap bijaksana
Seseorang yang meneladani sikap al-Hakim Allah Swt akan bersikap bijaksana. Kebijaksanaan akan terealisasi melalui keyakinan yang penuh bahwa pengetahuan dan tindakan yang diambilnya berada pada jalan yang benar. Apabila ini terjadi, maka ia akan tampil di depan publik dengan penuh rasa percaya diri, tidak berbicara dengan keraguan atau berdasarkan perkiraan dan tidak menetapkan suatu keputusan dengan coba-coba.
Subscribe to:
Posts (Atom)